Kisah Sukses Di Balik Seorang Ida Widyastuti, Pebisnis Cemilan Keripik Yang Berhasil Menembus Pasar Ekspor Dunia

Pada acara kopdar Emak Pintar Jatim, 29 April 2018 lalu. Teh Iin mengundang salah satu wanita sukses, entrepreneur Indonesia. Beliau adalah Ibu Ida Widyastuti.


Ibu Ida Widyastuti adalah pemilik usaha cemilan yang usahanya dimulai sejak tahun 2001. Dengan modal awal 600 ribu, pada awalnya ia hanya melakukan trading dan memasarkan sekitar lebih dari 150 snack yang di pasarkan di wilayah Indonesia timur.

Baru di tahun 2010, Ibu Ida mulai belajar memasarkan produknya dengan di eksport ke negara lain, ia berani mengikuti pameran internasional.
Pertamakali pameran yang diikuti adalah di Malaysia, dari sanalah ia belajar dari nol bagaimana caranya menjual produk agar bisa menembus pasar internasional.

Ia mengaku awalnya hanya menjual produk dengan packaging yang sederhana, banyak yang memuji bahwa produknya unik namun karena kemasannya tidak menarik, membuat penjualannya kurang baik. Dari situlah akhirnya ia belajar dari peserta lain yang berasal dari negara lain, bahwa untuk masuk ke pasar internasional, packaging sangat lah penting.
Packaging atau kemasan adalah penilaian pertama yang akan dilihat oleh konsumen.
Kemudian kenali pasar, apakah negara yang akan dijajal memiliki produk serupa atau tidak, ini akan semakin memudahkan masuknya produk ke negera tersebut.

Kini, produk yang ia pasarkan memang 95% pasarnya adalah pasar eksport, dan keripik singkong, ubi dan sambal ibu Ida ini ternyata sudah menembus pasar di Korea, Cina, Hongkong, Malaysia, Jepang, Saudia, Dubai dan Taiwan dan kini sedang melakukan penjajagan agar snacknya bisa masuk ke Amerika.

Ibu Ida Widyastuti juga menceritakan kisahnya dulu, bahwa usahanya dimulai benar-benar dari bawah, dimana ia pernah memasarkan produknya dengan menggunakan becak.
Menurutnya, jika berbisnis, maka jangan pernah takut gagal, awali dengan niat baik, InsyaAllah akan mendapatkan hasil yang baik pula.

dok.gobana.co.id
Quote dari  Ida Widyastuti "Bisnis akan berkembang dengan kedewasaan dan kesiapan kita, bagaimana kita menerima suatu ujian dan cobaan."

Dalam acara kopdar tersebut, Ibu Ida juga membagikan sedikit kisahnya, kisah kecilnya, sebelum ia merasakan kesuksesannya saat ini.

Siap-siap merinding dan nangis bombay yaaa...

Ida kecil ternyata tidak pernah mengenal siapa ibunya,
karena sejak melahirkannya, ibunya meninggal dunia karena pendarahan.

Namun, cerita yang sebenarnya tentang keberadaan ibunya tak pernah ia dapatkan, hingga menginjak kelas 5 sekolah dasar, barulah ia paham, bahwa ia memang sudah tidak lagi memiliki ibu.
Tahun demi tahun ia lalui dengan penuh keterbatasan, hingga akhirnya pada tahun 1997, disanalah ia merasakan puncak kemarahan yang sangat besar, marah pada Tuhan.

Ia menceritakan, "Saat itu jam 12 malam, di sebuah lapang terbuka, selepas bekerja, ia melemparkan sepeda onthelnya dan melampiaskan kemarahannya pada Tuhan, saking emosinya, entah pingsan atau apa, ia baru terbangun keesokan harinya dalam keadaan hujan."

Setelah kejadian itu, dia masih melakukan aktivitasnya seperti biasa, hingga akhirnya satu minggu kemudian, di sebuah hutan, tempat dimana ia akan pergi untuk membaca buku, ia mendengar suara, suara anak kecil yang menangis.
ia pun mencari dari mana sumber tersebut berasal.
Ternyata,
di sebuah gubuk kecil, ada seorang wanita yang terbaring lemah tak berdaya, sepertinya ia sakit keras, sementara di sekelilingnya, ia dapati 3 orang anak yang sedang menangis karena kelaparan, kelaparan setelah 2 hari tidak bisa makan.

Kejadian tersebutlah yang akhirnya menyadarkan, bahwa Tuhan ternyata telah menamparnya dengan halus dan menunjukkan padanya, bahwa, "Lihatlah, meskipun mereka memiliki ibu, bukan berarti mereka beruntung."
Masih ada yang lebih menderita dibandingkan dengan apa yang telah ia lalui.
Dari situ akhirnya ia meminta maaf dan berdoa kepada Tuhan, bahwa ia ingin dan akan menjadi orang yang kaya, agar bisa membantu siapapun yang membutuhkan.

Ia sempat berpikir untuk bekerja di kapal pesiar, hingga akhirnya ia sempat memutuskan untuk sekolah perhotelan di Bandung selama 1 tahun, tapi belum juga bekerja, ia dilamar dan menikah dengan suaminya kini.
Dari sanalah, akhirnya ia mencoba memulai bisnisnya,
berani memulai berbisnis, dari modal yang sangat minim, untuk saat itu.
Namun keberaniannya dan tekadnya yang kuat, akhirnya mampu membawanya hingga di titik ini.

Woow...sungguh luar biasa..
ternyata apa yang telah saya alami saat ini pun, bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang ada diluar sana.

Dan semoga kisah nyata ini bisa menginspirasi kita semua.



#Indscriptcreative
#Indscriptwriting
#Indblack
Lita Widi H
Hey! Welcome to My Blog

Related Posts

Post a Comment