Begini Seharusnya Mengelola Keuangan Keluarga ala Funny Ratnawati

Mengelola Keuangan Keluarga ala Funny Ratnawati

Kamu pasti pernah dengar, seseorang yang kerap kehabisan dana, ketika hari masih cukup panjang hingga gaji selanjutnya turun.

Kenyataannya, enggak cuma buat mereka yang rutin bergaji setiap bulannya. Aku yang juga seorang freelancer kerap kehabisan uang, saat belum menerima honor dari pekerjaan. Baik yang berasal dari aku sendiri atau paksu, yang juga seorang freelancer.

Atau kamu juga kerap mendengar atau justru mengalaminya sendiri kejadian seperti ini, berapa pun uang gaji/honor yang kamu dapatkan, tidak pernah cukup memenuhi semua kebutuhanmu?

Duh, kayaknya kalau bicara masalah keuangan memang nggak ada habisnya, ya!

Apa, sih, sebetulnya yang salah dengan semua ini? Sebelah mananya yang harus diperbaiki? Siapa yang salah?

Ini juga yang selalu jadi pertanyaan buatku. Pertanyaan terakhir, jelas aku sendirilah yang salah. Salahnya apa? Enggak bisa memanajemen keuangan dengan baik. Padahal sebagai ibu rumah tangga, tugas yang nggak boleh salah dilakukan adalah sebagai "menteri keuangan keluarga".

Iya, memanajemen keuangan keluarga nyatanya bukan perkara mudah juga. Aku yang sudah berumah tangga selama 17 tahun, merasa bahwa masih juga belum sepenuhnya benar menata keuangan keluarga. Alhasil, ada beberapa tujuan yang juga belum tercapai.

Webinar Keuangan oleh Funny Ratnawati Benwibowo dari PO1 Network

Alasan-alasan di ataslah yang akhirnya mendorong aku dengan semangat untuk ikut Zoominar yang diselenggarakan kembali oleh PO1 Network. Kali ini, webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 26 Oktober 2022 lalu, mengundang tamu, yaitu, Ibu Funny Ratnawati Benwibowo, yang salah satu profesinya sebagai perencana keuangan tersertifikasi.

Tema yang diambil adalah "Cara Mudah Mengatur Keuangan keluarga" (Konsep Hidup Sejahtera) yang pastinya diinginkan oleh 'menteri keuangan' di mana pun berada, termasuk aku.

Acara dimulai dengan materi pertama yang disampaikan oleh dr. Stefanus Tan. Beliau menjelaskan bagaimana seharusnya kita bisa memiliki kebiasaan untuk mengelola pengeluaran dengan tepat. Tujuannya untuk memastikan hidup sejahtera.

Beberapa poin penting yang disampaikan, termasuk di dalamnya, prinsip yang seperti apa, yang baiknya dijadikan pegangan dalam mengelola keuangan. Ini bisa dijadikan catatan penting banget, nih! Catat, ya!


Wooh, pesan pertama buat menambah kekuatan sebagai menteri keuangan keluarga cukup jleb, nih. Tinggal dipraktikkan.

Setelah materi dr Stef (berikut ia kerap disapa). Hadir pemateri berikutnya, yaitu Ibu Funny, yang telah malang melintang sebagai Konsultan Keuangan di Bandung, selama lebih dari 15 tahun.

Ibu Funny sempat melemparkan pertanyaan yang cukup mudah buatku, bahkan tanpa berpikir panjang, pun, aku sudah tahu jawaban pastinya. Bentuk pertanyaannya seperti ini:

Masalah keuangan yang sering dihadapi wanita:

1. Tidak bisa membedakan antara want dan need.

2. Sering terjebak FOMO (Fear of missing out).

3. Tidak membuat daftar belanja.

4. Lupa mencatat pemasukan dan pengeluaran (arus kas).

5. Tidak menabung.

6. Membiarkan orang lain mengatur keuangan.

7. Mengabaikan pengeluaran kecil.

8. Tidak berinvestasi.

9. Salah menggunakan kartu kredit/pinjaman online.

Jawabanmu yang mana?

Jawabanku adalah nomor 7, yang ternyata hampir sama dengan sebagian besar peserta webinar. Ya, mengabaikan pengeluaran kecil kerap menjadi peer besar. Bahkan saking kecilnya, ngerasa nggak perlu dicatet lah, abaikan saja lah. Padahal, kamu inget kan, ada pepatah, "sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit".

Sedikit iya belanjanya, nggak sampe lima puluh ribu, bahkan belanja sayuran nggak lebih dari dua pulu ribu rupiah. Etapi coba kalau dikali tiga puluh hari, berapa ratus ribu, yang ternyata harus dikeluarkan.

Contoh yang lebih receh lagi, jajan anak yang 'mungkin' nggak lebih dari Rp 5.000 aja setiap harinya, lupa dicatat, tahu-tahu, kok, uangnya berkurang banyak ya. Ya, iya, soalnya lima ribu dikali minimal lima hari aja, udah jadi Rp 35.000, tuh. Gede, kan?

Ternyata banyak printilan yang bikin pusing dan menguras keuangan keluarga juga. Tadinya uang yang masih terhitung aman, eh, tahu-tahunya, perlahan tapi pasti, terkuras. Duh!

Kalau sudah gini, bisa-bisa masalah-masalah di atas timbul. Huhuhu, tanpa kusadari, ternyata aku melakukannya.

Berikutnya ibu Funny membagikan tips bagaimana mengelola keuangan bagi ibu rumah tangga. Cek tipsnya, yuk!

Yang disebut dengan rekening SIP di atas adalah, Saving, Invesment, dan Protection.

Saving: persediaan, setor tarik, likuiditas, dana darurat (tercantum dalam peraturan BI, tahun 2000).

Investment: harapan, naik turun, lawan inflasi dan nilai tukar rupiah, hukum waris.

Protection: memastikan tujuan tercapai, gotong royong untuk mendapat manfaat, manfaat perlindungan, hukum asuransi.

Selanjutnya, Zoominar yang berlangsung selama lebih dari satu jam tersebut, ibu Funny kembali membagikan materi lainnya, yang tidak kalah pentingnya, yaitu, bagaimana sebaiknya membuat pengaturan keuangan dengan membaginya atau membuat pos-pos yang bisa dibuat di dalam sebuah rekening bank.

Ini mengingatkan kebiasaan yang pernah dilakukan orang tua zaman dulu, yang kerap memisahkan dana-dana tersebut ke dalam beberapa amplop. Nah, kamu bisa juga melakukan hal yang sama, tapi baiknya lewat rekening bank, ya. Enggak kebayang, kan, kalo amplopnya kececer...wkwkwkkw

Ada dua cara yang dibagikan, yaitu aturan 10-20-30-40.

10% untuk rekening kebaikan, seperti untuk bersedekah, dan sebagainya.

20% untuk rekening masa depan, seperti investasi juga asuransi.

30% untuk manajemen utang.

40% untuk biaya hidup.

Cara yang kedua, bisa dengan pola ini, 50-20-30.

50% untuk biaya hidup.

20% untuk tabungan, investasi, dan asuransi.

30% untuk keinginan.

Dari kedua pola di atas, ibu Funny sendiri pakai pola yang pertama. Aku sendiri, memang blom pernah terpikir pola-pola detail seperti ini.

Wuah, nyatanya mengelola keuangan keluarga itu memang tak semudah yang dikira, tapi baiknya dilakukan. Untuk pencatatan keuangan sendiri, sebetulnya nggak melulu dilakukan secara manual. Kamu bisa juga pakai aplikasi keuangan yang bisa diunduh dengan gratis, loh. Ini juga sempat aku lalukan, tapi ya itu dia, nggak konsisten. Pfff....

Sebenernya cukup ketampar dengan semua materi yang dipaparkan. Secara aku blom sepenuhnya bener mengatur keuangan. Harus dimulai, nih! Biar Allah makin percaya dan memberikan lebih banyak rezeki. Bukannya, masih banyak impian dan orag yang bisa kita bantu, kalau rezeki kita moncor.

Praktik, lit, praktik! jadi menteri keuangan keluarga yang bener, biar keluarga jauh lebih baik dan sejahtera. Bahagia, kan, kalau bisa belanja, belanja, belanja terus tanpa kehabisan uang dan keluarga tetap sejahtera. Wuih, impian banget, nih!




Lita Widi H
Hey! Welcome to My Blog

Related Posts

Post a Comment